BISNIS ORIFLAME

on Sunday, November 27, 2011

Mau ikutan bisnis  kosmetik oriflame? Kirim email ke titin novianti alamat email novers_love@yahoo.com.
pendaftaran member Rp. 40.000,- keuntungan langsung tiap produk 23% . tertarik ??? silahkan kirim email atau sms ke no 085249310806  persyaratan kirim fhoto copy KTP dan cantumkan no rekening bank anda terima kasih.  

SEL

on Saturday, April 24, 2010

Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah, sel dapat berfungsi secara autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi.
Makhluk hidup (organisme) tersusun dari satu sel tunggal (uniselular), misalnya bakteri, Archaea, serta sejumlah fungi dan protozoa) atau dari banyak sel (multiselular). Pada organisme multiselular terjadi pembagian tugas terhadap sel-sel penyusunnya, yang menjadi dasar bagi hirarki hidup.
Struktur sel dan fungsi-fungsinya secara menakjubkan hampir serupa untuk semua organisme, namun jalur evolusi yang ditempuh oleh masing-masing golongan besar organisme (Regnum) juga memiliki kekhususan sendiri-sendiri. Sel-sel prokariota beradaptasi dengan kehidupan uniselular sedangkan sel-sel eukariota beradaptasi untuk hidup saling bekerja sama dalam organisasi yang sangat rapi.













Sel selaput penyusun umbi bawang bombay (Allium cepa). Tampak dinding sel dan inti sel (berupa noktah di dalam setiap 'ruang'). Perbesaran 400 kali.

Sejarah penemuan sel
Pada awalnya sel digambarkan pada tahun 1665 oleh seorang ilmuwan Inggris Robert Hooke yang telah meneliti irisan tipis gabus melalui mikroskop yang dirancangnya sendiri. Kata sel berasal dari kata bahasa Latin cellula yang berarti rongga/ruangan.


Gambaran sel gabus berdasarkan penelitian Robert Hooke
Struktur sel
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Struktur_sel (?)
Secara umum setiap sel memiliki
membran sel,
sitoplasma, dan
inti sel atau nukleus.
Sel tumbuhan dan sel bakteri memiliki lapisan di luar membran yang dikenal sebagai dinding sel. Dinding sel bersifat tidak elastis dan membatasi perubahan ukuran sel. Keberadaan dinding sel juga menyebabkan terbentuknya ruang antarsel, yang pada tumbuhan menjadi bagian penting dari transportasi hara dan mineral di dalam tubuh tumbuhan.
Sitoplasma dan inti sel bersama-sama disebut sebagai protoplasma. Sitoplasma berwujud cairan kental (sitosol) yang di dalamnya terdapat berbagai organel yang memiliki fungsi yang terorganisasi untuk mendukung kehidupan sel. Organel memiliki struktur terpisah dari sitosol dan merupakan "kompartementasi" di dalam sel, sehingga memungkinkan terjadinya reaksi yang tidak mungkin berlangsung di sitosol. Sitoplasma juga didukung oleh jaringan kerangka yang mendukung bentuk sitoplasma sehingga tidak mudah berubah bentuk.
Organel-organel yang ditemukan pada sitoplasma adalah
mitokondria (kondriosom)
badan Golgi (diktiosom)
retikulum endoplasma
plastida (khusus tumbuhan, mencakup leukoplas, kloroplas, dan kromoplas)
vakuola (khusus tumbuhan)
Perbedaan sel tumbuhan, sel hewan, dan sel bakteri
Sel tumbuhan, sel hewan, dan sel bakteri mempunyai beberapa perbedaan seperti berikut:
Sel tumbuhan Sel hewan
Sel tumbuhan lebih besar daripada sel hewan. Sel hewan lebih kecil daripada sel tumbuhan.
Mempunyai bentuk yang tetap. Tidak mempunyai bentuk yang tetap.
Mempunyai dinding sel [cell wall] dari selulosa.
Tidak mempunyai dinding sel [cell wall]. –
Mempunyai vakuola [vacuole] atau rongga sel yang besar. Tidak mempunyai vakuola [vacuole], walaupun terkadang sel beberapa hewan uniseluler memiliki vakuola (tapi tidak sebesar yang dimiliki tumbuhan). Yang biasa dimiliki hewan adalah vesikel atau [vesicle].
- Menyimpan tenaga dalam bentuk butiran (granul) pati.
Menyimpan tenaga dalam bentuk butiran (granul) glikogen.
-
Tidak Mempunyai sentrosom [centrosome]. Mempunyai sentrosom [centrosome]. Tidak Mempunyai sentrosom [centrosome].
Tidak memiliki lisosom [lysosome]. Memiliki lisosom [lysosome].

Nukleus lebih kecil daripada vakuola. Nukleus lebih besar daripada vesikel. Tidak memiliki nukleus dalam arti sebenarnya.
Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan sel hewan
Secara umum, perbedaan tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut:
Hewan Tumbuhan
Terdapat sentriol Tidak ada sentriol
Tidak ada pembentukan dinding sel Terdapat sitokinesis dan pembentukan dinding sel
Ada kutub animal dan vegetal Tidak ada perbedaan kutub embriogenik, yang ada semacam epigeal dan hipogeal
Jaringan sel hewan bergerak menjadi bentuk yang berbeda Jaringan sel tumbuhan tumbuh menjadi bentuk yang berbeda
Terdapat proses gastrulasi Terdapat proses histodifferensiasi
Tidak terdapat jaringan embrionik seumur hidup Meristem sebagai jaringan embrionik seumur hidup
Terdapat batasan pertumbuhan (ukuran tubuh) Tidak ada batasan pertumbuhan, kecuali kemampuan akar dalam hal menopang berat tubuh bagian atas
Apoptosis untuk perkembangan jaringan, melibatkan mitokondria dan caspase Tidak ada “Apoptosis”, yang ada lebih ke arah proteksi diri, tidak melibatkan mitokondria
Pertumbuhan dan perkembangan sel
Pertumbuhan dan perkembangan umumnya terjadi pada organisme multiseluler yang hidup.
Siklus sel
Siklus sel adalah proses duplikasi secara akurat untuk menghasilkan jumlah DNA kromosom yang cukup banyak dan mendukung segregasi untuk menghasilkan dua sel anakan yang identik secara genetik. Proses ini berlangsung terus-menerus dan berulang (siklik)
Pertumbuhan dan perkembangan sel tidak lepas dari siklus kehidupan yang dialami sel untuk tetap bertahan hidup. Siklus ini mengatur pertumbuhan sel dengan meregulasi waktu pembelahan dan mengatur perkembangan sel dengan mengatur jumlah ekspresi atau translasi gen pada masing-masing sel yang menentukan diferensiasinya.
Fase pada siklus sel
1. Fase S (sintesis): Tahap terjadinya replikasi DNA
2. Fase M (mitosis): Tahap terjadinya pembelahan sel (baik pembelahan biner atau pembentukan tunas)
3. Fase G (gap): Tahap pertumbuhan bagi sel.
1. Fase G0, sel yang baru saja mengalami pembelahan berada dalam keadaan diam atau sel tidak melakukan pertumbuhan maupun perkembangan. Kondisi ini sangat bergantung pada sinyal atau rangsangan baik dari luar atau dalam sel. Umum terjadi dan beberapa tidak melanjutkan pertumbuhan (dorman) dan mati.
2. Fase G1, sel eukariot mendapatkan sinyal untuk tumbuh, antara sitokinesis dan sintesis.
3. Fase G2, pertumbuhan sel eukariot antara sintesis dan mitosis.
Fase tersebut berlangsung dengan urutan S > G2 > M > G0 > G1 > kembali ke S. Dalam konteks Mitosis, fase G dan S disebut sebagai Interfase.
Regenerasi dan diferensiasi sel
Regenerasi sel adalah proses pertumbuhan dan perkembangan sel yang bertujuan untuk mengisi ruang tertentu pada jaringan atau memperbaiki bagian yang rusak.
Diferensiasi sel adalah proses pematangan suatu sel menjadi sel yang spesifik dan fungsional, terletak pada posisi tertentu di dalam jaringan, dan mendukung fisiologis hewan. Misalnya, sebuah stem cell mampu berdiferensiasi menjadi sel kulit.
Saat sebuah sel tunggal, yaitu sel yang telah dibuahi, mengalami pembelahan berulang kali dan menghasilkan pola akhir dengan keakuratan dan kompleksitas yang spektakuler, sel itu telah mengalami regenerasi dan diferensiasi.
Empat proses esensial pengkonstruksian embrio
Regenerasi dan diferensiasi sel hewan ditentukan oleh genom. Genom yang identik terdapat pada setiap sel, namun mengekspresikan set gen yang berbeda, bergantung pada jumlah gen yang diekspresikan. Misalnya, pada sel retina mata, tentu gen penyandi karakteristik penangkap cahaya terdapat dalam jumlah yang jauh lebih banyak daripada ekspresi gen indera lainnya.
Pengekspresian gen itu sendiri mempengaruhi jumlah sel, jenis sel, interaksi sel, bahkan lokasi sel. Oleh karena itu, sel hewan memiliki 4 proses esensial pengkonstruksian embrio yang diatur oleh ekspresi gen, sebagai berikut:
Proliferasi sel
menghasilkan banyak sel dari satu sel
Spesialisasi sel
menciptakan sel dengan karakteristik berbeda pada posisi yang berbeda
Interaksi sel
mengkoordinasi perilaku sebuah sel dengan sel tetangganya
Pergerakan sel
menyusun sel untuk membentuk struktur jaringan dan organ
Pada embrio yang berkembang, keempat proses ini berlangsung bersamaan. Tidak ada badan pengatur khusus untuk proses ini. Setiap sel dari jutaan sel embrio harus membuat keputusannya masing-masing, menurut jumlah kopi instruksi genetik dan kondisi khusus masing-masing sel.
Sel tubuh, seperti otot, saraf, dsb. tetap mempertahankan karakteristik karena masih mengingat sinyal yang diberikan oleh nenek moyangnya saat awal perkembangan embrio.
Sel-sel khusus
Sel Tidak Berinti, contohnya trombosit dan eritrosit (Sel darah merah). Di dalam sel darah merah, terdapat Haemoglobin sebagai pengganti nukleus (inti sel).
Sel Berinti Banyak, contohnya Paramecium sp dan sel otot
Sel hewan berklorofil, contohnya euglena sp. Euglena sp adalah hewan uniseluler berklorofil.
Sel pendukung, contohnya adalah sel xilem. Sel xilem akan mati dan meninggalkan dinding sel sebagai "tulang" dan saluran air. Kedua ini sangatlah membantu dalam proses transpirasi pada tumbuhan.
Referensi
Alberts B, Johnson A, Lewis J, Raff M, Roberts K, Walter P. 2002. Molecular Biology of The Cell. New York and London: Garland Science NCBI Books

JARINGAN EPITEL

on Sunday, January 24, 2010

1. Epitel Gepeng Selapis (Ephitelium Squamosum Simplex)
Sel-sel yang menyusun sel epitel berbentuk gepeng (pipih) dan tersusun dalam suatu lapisan yang sangat rapat, tipis yang tepinya tidak teratur. Epitel ini dapat ditemukan pada permukaan dalam membran tympani, lapisan parietal kapsula browman, pars descendens ansa henle pada ginjal, permukaan sistem peredaran, ductus alveolaris , alveoli paru-paru.
2. Epitel Kuboid Selapis (Epithelium Cuboid Simplex)
Epitel ini tersusun atas selapis sel yang berbentuk kuboid dengan inti yang bulat di tengah . Dapat ditemukan pada selaput luar ovarium , saluran kemih , saluran kelamin jantan , kelenjar prostat.
3. Epitel Silindris Selapis (Epithelium Cylindricum Simplex)
Epitel ini terdiri atas selapis sel-sel yang berbentuk silindris dengan inti berbentuk oval tampak terletak dalam satu deretan. Epitel ini dibedakan menjadi epitel silindris bersilia dan silindris tak bersilia . Dapat ditemukan pada uterus, bronkhiolus, duktus eferens pada testis dan saluran pernapasan.
4. Epitel Gepeng Berlapis (Epithelium Squamosum Complex)
Epitel ini lebih tebal dari epitel selapis hanya sel-sel yang lebih superfisial saja yang gepeng sedangkan lapisan yang lebih dalam mempunyai bentuk kuboid sampai silindris yang melekat pada membran basalis. Pada atas sel-sel silindris terdapat lapisan sel yang berbentuk polihedral yang makin mendekati permukaan makin memipih . Epitel ini dibedakan menjadi 2 yaitu :
a. Epitel gepeng berlapis tanpa keratin
Epitel jenis ini terdapat pada permukaan basah, misalnya pada : cavum oris, oesophagus,cornea, vagina dan uretra feminina.
b. Epitel gepeng berlapis berkeratin
Struktur dari epitel ini mirip dengan epitel gepeng berlapis tanpa keratin, kecuali pada sel-sel permukaannya mengalami perubahan menjadi suatu lapisan yang mati yang tidak jelas lagi batas-batas selnya. Lapisan permukaan tersebut merupakan lapisan keratin. Misalnya pada epidermis kulit. Untuk dapat melihat epitel gepeng berlapis berkeratin dapat dilihat lapisan-lapisan sel pada epidermis kulit yaitu :
1) Stratum basale
Merupakan selapis sel berbentuk silindris pendek yang terletak pada lapis yang paling bawah. Dalam sitoplasmanya terdapat butir-butir pigmen melanin.
2) Stratum spinosum
Lapisan ini terdiri atas beberapa lapisan sel yang berbentuk polihedral.
3) Stratum granulosum
Lapisan ini terdiri atas 2 – 4 lapis sel yang berbentuk belah ketupat dengan sumbu panjangnya sejajar permukaan. Di dalam sel-selnya terdapat butir-butir keratohialin, pada lapisan ini mulai terjadi perubahan-perubahan faali.
4) Stratum lucidum
Lapisan ini kadang-kadang tidak jelas karena tampak sebagai garis jernih yang homogen. Sebenarnya lapisan ini terdiri atas sel-sel tidak berinti yang telah mati yang mengandung zat yang dinamakan eleidin dalam sitoplasmanya.
5) Stratum corneum
Merupakan lapisan yang teratas dari epidermis. Pada lapisan ini zat eleidin telah berubah menjadi keratin. Bagian terluar lapisan ini, bagian-bagian epidermis dilepaskan sehingga merupakan lapisan tersendiri yang dinamakan stratum disjunctum.
5. Epitel Silindris Berlapis (Epithelium Cylindricum Complex)
Epitel ini terdiri atas beberapa lapisan sel dengan lapisan yang teratas berbentuk silindris dan bagian basal selnya tidak mencapai membran basalis. Lapisan sel-sel di bawah sel silindris berbentuk kuboid.
Epitel jenis ini dapa ditemukan pada sebagian uretra pria, saluran keluar kelenjar.
6. Epitel Cuboid Berlapis (Epithelium Cuboideum Complex)
Merupakan epitel berlapis yang terdiri atas sel-sel permukaan yang berbentuk kuboid. Jenis epitel ini tidak terlalu banyak di temukan dalam tubuh, misalnya ductus excretorius glandula parotis, saluran keluar kelenjar keringat.
7. Epitel Silindris Bertingkat (Epithelium Cylindricum Pseudocomplex)
Epitel bertingkat silindris disusun oleh lebih dari satu macam sel, dengan inti yang terletak pada ketinggian berbeda pada potongan tegak lurus, sehingga memberi kesan bahwa membran itu terdiri atas lebih dari satu lapis sel-sel. Sebagian puncaknya tidak mencapai lumen, walaupun semua sel terletak di atas membran basal. Epitel jenis ini terdapat melapisi saluran keluat besar berbagai kelenjar dan sebagian uretra laki-laki. Epitel jenis ini ada yang bersilia, dan biasanya mempunyai sel goblet, dan terdapat melapisi saluran napas yang besar dan beberapa saluran keluar sistem reproduksi pria,trachea,bronchus.
8. Epitel Transisional
Epitel transisional ini dinamakan transisional karena diduga sebagai bentuk peralihan antara epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk dan epitel berlapis silindris.
Epitel ini sangat tepat untuk melapisi permukaan suatu organ berongga yang selalu mengalami perubahan volume seperti kandung kemih. Selain terdapat pada kandung kemih juga terdapat di saluran kemih mulai dari calyces renales sampai sebagian dari uretra.
Sel-sel pada bagian basal dari epitel tersebut berbentuk kuboid atau silindris. Pada lapisan sel siatasnya terdiri atas sel-sel yang berbentuk polihedral sedang lapisan diatasnya terdiri atas sel-sel yang berbentuk sebagai buah labu atau bola lampu dengan bagian bulat menuju ke arah permukaan. Sel-sel tersebut bentuknya menyesuaikan dengan bentuk sel permukaan yang dapat berubah.

EPITEL KELENJAR
Beberapa sel di dalam tubuh selain berfungsi untuk melangsungkan proses metabolisme, terdapat juga beberapa sel yang berfungsi mensekresi substansi khusus yang dikeluarkan. Sel-sel yang mempunyai kemampuan kemampuan demikian dinamakan sel kelenjar dan apabila sel-sel tersebut berkelompok akan membentuk suatu kesatuan yang dinamakan kelenjar.
Berdasarkan pemanfaatan hasil kelenjarnya secara garis besar dibedakan menjadi 2 bagian yaitu :
1. Kelenjar Eksokrin
Secara morfologik kelenjar eksokrin dapat digolongkan menurut dasar tertentu. Berdasarkan atas jumlah sel yang menyusunnya, maka dapat digolongkan menjadi :
a. Kelenjar Uniseluler
Kelenjar jenis ini tidak mempunyai saluran keluar, karena biasanya terdapat pada epitel permukaan ,misalnya pada epitel usus.
b. Kelenjar Multiseluler
Yang tergolong kedalam kelenjar multiseluler adalah lembaran epitel yang terdiri atas sel-sel sekretoris, akan tetapi sebagian besar kelenjar multiseluler merupakan invaginasi lembaran epitel ke dalam jaringan ikat di bawahnya.
Berdasarkan bercabang atau tidak bercabangnya saluran keluar dibedakan menjadi beberapa bagian yaitu :
a. Kelenjar Simplex
Pada kelenjar ini salurannya dapat lurus atau bergelung. Bagian sekresi yang terdapat pada ujung saluran dapat berbentuk tubular (alveolariasinar). Dibedakan menjadi :
1) Kelenjar tubular sederhana
a) Kelenjar tubular lurus
b) Kelenjar tubular bergelung
c) Kelenjar tubular bercabang
2) Kelenjar tubuloalveoler sederhana
3) Kelenjar alveolar sederhana
b. Kelenjar Komplex
1) Kelenjar tubuler komplek
Kelenjar ini mempunyai pars secretoria yang berbentuk tubuler dengan saluran keluarnya yang bercabang yang akhirnya bermuara dalam satu saluran utama.
2) Kelenjar tubuloalveoler kompleks
Kelenjar ini mempunyai pars secretoria berbentuk alveoler dan beberapa saluran keluar yang bermuara dalam saluran keluar utama.
Berdasarkan jenis sekretnya dibedakan menjadi beberapa kelenjar, yaitu :
1. Kelenjar mukosa
Sekret dari kelenjar ini bersifat kental, bentuk sel kelenjarnya piramidal dengan bagian puncaknya berisi tetes-tetes bahan musinogen atau premusin sebagai bahan pembentukan lendir. Karena larut dalam bahan fiksasi.
2. Kelenjar serosa
Sekret dari kelenjar ini bersifat encer, jernih yang berbentuk sebagai albumin . kadang-kadang sekret tersebut mengandung enzim seperti misalnya pada kelenjar prankeas dan parotis sel-sel kelenjar ini berbentuk piramidal.
3. Kelenjar campuran
Sekret dari kelenjar ini merupakan campuran dari kelenjar mukosa dan serosa. Kadang-kadang sel-sel serosa terdesak oleh sel-sel mukosa sehingga membentuk gambaran sebagai bulan sabit yang dinamakan delimuna gianuzzi. Contoh dari kelenjar ini adalah glandula submandibularis dan glandula sublingualis.

Berdasarkan cara sekresinya kelenjar dibedakan menjadi :
1. Kelenjar mesokrin
Kelenjar mesokrin pada waktu sekresi tidak akan terjadi kerusakan pada selnya ataupun tidak ada bagian sel yang ikut disekresikan.
2. Kelenjar apokrin
Kelenjar jenis ini apabila melangsungkan sekresi, maka sebagian dari puncak sel ikut bersama-sama disekresikan sehingga tampak adanya tonjolan-tonjolan di bagian puncak sel kelenjar.
3. Kelenjar holokrin
Kelenjar jenis ini akan mengalami kerusakan pada waktu melangsungkan sekresi sehingga sekritnya bercampur dengan bagian sel yang telah mati .
4. Kelenjar endokrin
Kelenjar endrokin mempunyai struktur lebih sederhana dari pada kelenjar eksokrin. Oleh karena hasil sekresinya harus dapat diangkut melalui darah, maka pada umumnya kelenjar endrokin terdapat anyaman kapiler yang berhubungan langsung dengan sel-sel kelenjar . Susunan sel-sel kelenjar dapat tersebar dalam anyaman kapiler atau membentuk kelompok-kelompok.
Hormon merupakan salah satu contoh kelenjar endokrin dalam kadar yang sangat rendah, akan tetapi hormon tidak selalu harus diangkut oleh pembuluh darah, tetapi harus ditimbun terlebih dahulu. Penimbunan hormon pada tingkat pertama dapat dilakukan intraseluler sebagai butir-butir sekresi selanjutnya dapat ditimbun ekstraseluler di dalam celah-celah antar sel kelenjar atau dibatasi dalam suatu bentuk ruang yang dinamkan folikel.
Tidak semua kelenjar endrokin disusun dalam kesatuan kelenjar khusus, melainkan kadang-kadang tersebar dalam suatu organ (testis, ovarium, selaput lendir susu). Sebagian kelenjar endokrin membentuk suatu kesatuan yang dibungkus oleh jaringan pengikat.

STRUKTUR HEWAN

on Sunday, December 6, 2009

Istilah histologi mulai dikenal sejak tahun 1819 oleh A.F.J.K Meyer. Histologi, berasal dari bahasa Yunani yaitu histos = jaringan, logos = ilmu. Histologi adalah ilmu tentang jaringan. Jaringan adalah kumpulan sel yang memiliki bentuk, susunan dan fungsi yang sama.
Pada umumnya jaringan tersusun dari 3 komponen dasar yaitu :
1. Sel merupakan komponen yang bersifat hidup dalam jaringan dan merupakan unit struktural dan fungsional yang terkecil dari organisme.
2. Substansi interseluler bersifat tidak hidup dan sebagai hasil produksi sel. Substansi ini terdapat di antara sel-sel dalam jaringan. Bentuk fisiknya dapat dibedakan menjadi :
a. Substansi dasar, tidak berbentuk dan dalam keadaan setengah padat.
b. Serabut.
3. Cairan merupakan komponen yang menonjol dalam plasma darah, cairan limfa, cairan jaringan dan sebagainya.
Berdasarkan susunan kimianya jaringan tubuh terdiri atas :
Air 65 - 70 %
Protein 10 %
Lipid 10 - 15 %
Karbohidrat 10 %
Zat anorganik 5 %

Berdasarkan kelompoknya jaringan dibedakan menjadi :
1. Jaringan germinatif adalah jaringan penghasil sel benih atau gamet yang terletak dalam gonad
2. Jaringan somatis adalah jaringan tubuh.
Berdasarkan fungsi dan strukturnya jaringan tubuh dikelompokan menjadi 4 jaringan dasar (bassic tissue) yaitu :
1. Jaringan Epitel
Merupakan Jaringan yang terdiri dari kumpulan sel-sel yang sangat rapat susunannya sehingga membentuk suatu lembaran.
2. Jaringan Pengikat
Jaringan yang sel-selnya tidak rapat susunannya, karena dipisahkan oleh substansi interselulernya.
Berdasarkan atas struktur dan fungsi yang berbeda jaringan pengikat dalam arti luas dibedakan menjadi :
a. Jaringan pengikat sebenarnya.
b. Jaringan kartilago.
c. Jaringan tulang.
d. Jaringan mioleid
3. Jaringan Otot
Jaringan ini terdiri atas sel-sel yang berfungsi untuk menggerakan bagian bagian tubuh. Pada umumnya sel berbentuk memanjang bahkan dapat berbentuk sebagai serabut yang dapat berubah memendek.
4. Jaringan Syaraf
Jaringan ini terdiri atas sel-sel yang mempunyai tonjolan-tonjolan yang memiliki fungsi menghantarkan impuls listrik dalam tugas koordinasi alat-alat tubuh.
Dalam anatomi perbandingan mempelajari perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuh hewan-hewan vertebrata sejalan dengan berlalunya waktu geologis, serta menganalisa perubahan-perubahan tersebut. Perubahan-perubahan ini dapat dipelajari dengan cara memperbandingkan anatomi tubuh hewan-hewan yang dipelajari berdasarkan pada homologi phylogenetik untuk mencari derajat persamaan diantara kelompok-kelompok hewan yang berbeda.
Anatomi berasal dari kata dasar Yunani yaitu ana = dan temnein yang berarti memotong-motong atau mengiris-ngiris menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Anatomi ialah suatu ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berkenaan dengan sifat-sifat struktur dari mahluk hidup. Dalam suatu individu terdapat susunan organ yang dinamakan sistem dan tiap sistem terdiri dari bermacam-macam organ. dari organ dipisah-pisah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil yaitu jaringan . Jaringan dibangunkan oleh banyak sel. Pada setiap sel terdiri dari bagian sel yang bentuknya lebih kecil lagi.
Dalam anatomi perbandingan kita akan mempelajari anatomi dari organ-organ dalam sistemnya dengan cara membandingkan dari kelompok hewan yang berlainan jenis. Sistem ialah serangkaian organ yang secara anatomis berhubungan satu sama lainnya menghasilkan suatu sistem yang fungsional.
Pada tiap organ dalam suatu sistem mempunyai fungsi tersendiri yang ada kaitannya dengan fungsi utama dari fungsi tersebut. Macam-macam sistem yang terdapat dalam tubuh adalah sebagai berikut :
1. Sistem Integumen
Sistem yang mempelajari mengenai segala sesuatu tentang kulit atau lapisan-lapisannya serta derivat-derivatnya.
2. Sistem Skelet
Segala sesuatu mengenai rangka dan derivat-derivatnya yang menyokong tubuh.
3. Sistem Otot
Mengenai otot dan derivat-derivatnya.
4. Sistem Respirasi
Dibangunkan oleh organ-organ yang berfungsi dalam hal pernapasan
5. Sistem Pencernaan
Organ-organnya memegang peranan dalam hal mencernakan makanan
6. Sistem Peredaran
Dalam sistem ini terdiri atas dua sistem yaitu sistem peredaran darah dan sistem peredaran limph
7. Sistem Ekskresi
Dibangunkan oleh organ-organ yang berperan untuk pengeluaran bahan-bahan yang tidak dibutuhkan tubuh serta derivat-derivatnya dari organ-organ tadi.
8. Sistem Reproduksi
Dinamakan juga sebagai sistem genitalia yang dibangun oleh organ-organ yang berfungsi dalam hal perkembangbiakan serta derivat-derivatnya dari organ-organ tersebut.
9. Sistem Syaraf
Dibangunkan oleh otak sumsum tulang belakang dan serabut-serabut syaraf.
10.Sistem Indra
Dibangunkan oleh organ-organ yang fungsinya menerima stimuli dari luar ataupun dari dalam tubuh sendiri.
11.Sistem Endokrin
Segala sesuatu mengenai kelenjar-kelenjar endokrin dan hormon-hormonnya.

Heryana, Nanang dan Rahma Mardia. 2004. Buku Ajar SRUKTUR HEWAN . Tasikmalaya : Unsil

BIOLOGI

on Thursday, November 26, 2009

"Ilmu biologi adalah ilmu yang mempelajari segala hal yang berhubungan dengan makhluk hidup dan kehidupan". Yang dibahas dalam ilmu biologi tidak lain adalah yang masih berkaitan dengan makhluk hidup, seperti zat yang membentuk makhluk hidup, zat yang dibutuhkan makhluk hidup, serta berbagai hal mengenai hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.

Ilmu biologi dirintis oleh Aristoteles yang merupakan ilmuwan berkebangsaan Yunani yang kita sebut juga sebagai bapak perintis biologi.

Ilmu Biologi sangat berpengaruh dan berguna bagi kehidupan manusia. Biologi banyak digunakan untuk berbagai bidang kehidupan seperti pertanian, peternakan, perikanan, kedokteran, dan lain sebagainya.